Pakfakih’s Blog

Archive for Oktober 10th, 2011

Berikut ini terjemahan dari beberapa hadits Nabi Muhammad Saw terkait dengan pakaian, silahkan dicermati dan difahami dengan baik dan benar.

PAKAIAN

1. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Pakailah pakaian berwarna putih! Karena itu adalah sebaikbaiknya pakaian. Dan kafanilah orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan kain putih.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

2. Dari Sumurah ra., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Pakailah pakaian berwarna putih. Karena pakaian putih adalah pakaian yang paling suci dan paling baik. Dan kafanilah orang yang meninggal di antara kalian dengan kain putih!” (HR. An-Nasa’I dan Al-Hakim)

3. Dari Al-Barra bin Azib ra., ia berkata: “Tubuh Rasulullah SAW, berukuran sedang. Saya pernah melihat beliau mengenakan kain merah, dan belum pernah melihat orang yang lebih tampan dari beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Juhaifah Wahab bin Abdullah ra., ia berkata: “Saya melihat Nabi SAW, di Mekkah. Beliau berada di Abthah dalam sebuah tenda berwarna merah terbuat dari kulit. Kemudian keluar dengan membawa tempat air wudhu’ Nabi SAW, ada orang yang membasahi diri dan ada yang hanya mengambil sedikit dari air wudhu’ itu. Nabi SAW, keluar dengan pakaian berwarna merah, terlihat putih betisnya. Beliau berwudhu’ dan Bilal beradzan, sayapun memperhatikan mulutnya yang ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan: “HAYYA ‘ALASH SHOLAAH” menoleh ke kanan, dan bila mengucapkan: “HAYYA ‘ALAL FALAAH” menoleh ke kiri. Kemudian ditancapkan tangkat di muka nabi SAW, dan beliaumelaksanakan sholat. Dan tiada anjing atau keledai lewat didepannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Dari Abu Rimtsah Rifaah at-Taimiy ra., ia berkata: “Saya pernah melihat Rasulullah SAW, memakai dua baju yang hijau.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) 6. Dari Jabir ra., ia berkata: “Ketika Rasulullah SAW, memasuki kota mekkah pada hari penaklukkannya, beliau memakai sorban hitam.” (HR. Muslim)

6. Dari Jabir ra., ia berkata: “Ketika Rasulullah SAW, memasuki kota mekkah pada hari penaklukkannya, beliau memakai sorban hitam.” (HR. Muslim)

7. Dari Abu Said Amr Huraits ra., ia berkata: “Seakan-akan saya masih melihat Rasulullah SAW, memakai sorban hitam yang ujungnya di lepas antara kedua bahunya.” (HR. Muslim) Dalam riwayat lain dikatakan: “Rasulullah SAW, berkhutbah menggunakan sorban hitam.”

8. Dari Aisyah ra., ia berkata: “Rasulullah SAW, dikafani dengan tiga lembar kain putih dari kapas buatan Sahul, tanpa baju qamis dan sorban. (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Dari Aisyah ra., ia berkata: “Suatu pagi Rasulullah SAW, keluar mengenakan pakaian yang bergambar kendaraan terbuat dari bulu hitam.” (HR. Muslim)

10. Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra., ia berkata: “Suatu malam, ketika saya berada dalam perjalanan bersama Rasulullah SAW, beliau bertanya: “Apakah kamu membawa air?” Saya menjawab:”Ya”, kemudian beliau turun dari kendaraannya dan berjalan dalam kegelapan malam sampai tidak terlihat. Beliau datang, dan saya telah persiapkan air pada tempatnya. Kemudian beliau membasuh muka, sedang beliau mengenakan jubah dari wol. Beliau terlihat susah sekali mengeluarkan kedua lengannya, hingga saya membantu mengeluarkannya dari bawah, kemudian beliau membasuh kedua lengan dan mengusap kepalanya. Sesudah itu saya bermaksud melepas kedua sepatunya, tetapi beliau bersabda: “Biarkan, tidak usah dilepas, karena saya memakainya dalam keadaan suci.” Beliau pun mengusap kedua sepatunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

SUNNAT MEMAKAI KEMEJA PANJANG
1. Dari Ummu Salamah ra., ia berkata: “Pakaian yang paling disukai Rasulullah SAW, adalah gamis (kemeja panjang)” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

HARAM MENURUNKAN PAKAIAN KARENA SOMBONG
1. Dari Asma’ binti Yazid Al Anshariyah ra., ia berkata : “Lengan kemeja Rasulullah saw. Hanya sampai pergelangan tangan.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

2. Dari Ibnu Umar ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong, maka pada hari kiamat nanti Allah tidak akan melihatnya.” Kemudian Abu Bakar ra. berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kain saya selalu turun sampai di bawah mata kaki, kecuali apabila saya sangat berhati-hati.” Rasulullah saw. bersabda kepadanya : “Sesungguhnya kamu tidaklah termasuk orang-orang yang berbuat semacam itu karena sombong.” (HR. Bukhari)

3. Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. Bersabda : ”Nanti pada hari kiamat Allah tidak akan melihat orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : ”Kain yang berada di bawah mata kaki, adalah bagian dari api neraka.” (HR. Bukhari)

5. Dari Abu Dzar ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : ”Ada tiga kelompok manusia yang kelak pada hari kiamat Allah tidak akan mengajak bicara mereka, Allah tidak akan melihat mereka dan tidak pula mengampuni dosa mereka; dan mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” Rasulullah saw. mengucapkan kalimat itu tiga kali. Kemudian Abu Dzar berkata : ”Amatlah kecewa dan rugi mereka itu. Siapakah mereka wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab :” yaitu orang yang menurunkan kainnya, orang yang suka menyebutnyebutpemberiannya dan orang yang menjual barang dagangannya menggunakan sumpah palsu.” (HR. Muslim)

6. Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw. beliau bersabda : ”Orang yang menurunkan kain, kemeja dan sorbannya; barangsiapa yang memanjangkan sesuatu karena sombong, maka kelak pada hari kiamat Allah tidak akan melihat kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

7. Dari Abu Jurayz (Jabir) bin Sulaim ra., ia berkata : ”Saya melihat seseorang yang pendapatnya selalu diikuti oleh orang banyak, apapun yang dikatakannya pasti diikuti mereka.” Saya bertanya: ”Siapakah orang itu?” Para sahabat menjawab: ”Itu adalah Rasulullah saw.” Saya mengucapkan ”ALAIKASSALAAMU YAA RASULULLAAH dua kali.” Kemudian beliau bersabda : ”Janganlah kamu mengucapkan ALAIKASSALAM, karena ucapan ALAIKASSALAAM adalah salam untuk orang yang sudah meninggal, tetapi ucapkanlah ASSALAAMU’ALAIKUM.” Jabir bertanya : ”Benarkah engkau utusan Allah?” Beliau menjawab: ”Ya, aku adalah utusan Allah, Zat yang apabila kamu tertimpa suatu musibah kemudian kamu berdo’a kepada-Nya, niscaya Dia akan menghilangkan musibah yang menimpa kamu. Apabila kamu tertimpa paceklik, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, niscaya Dia akan segera menumbuhkan tanaman untuk kamu. Apabila kamu berada di tengah gurun pasir atau tanah lapang, kemudian kendaraanmu atau ternakmu hilang lantas kamu berdo’a kepada-Nya, niscaya Dia akan mengembalikannya kepadamu.” Jabir berkata kepada beliau: ”Berilah saya nasehat.” Beliau bersabda : ”Janganlah kamu sekali-kali memaki seseorang.” Jabir berkata: ”Maka setelah itu saya tidak pernah memaki orang merdeka, budak, onta dan kambing.” Beliau juga bersabda: ”Janganlah kamu sekalikali meremehkan sesuatu kebaikan dan berkatalah kepada temanmu dengan muka yang manis. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk kebaikan. Dan tinggikanlah kainmu sampai pada pertengahan betis dan kalau kamu enggan, maka boleh sampai pada kedua mata kaki. Janganlah kamu menurunkan kain itu melebihi mata kaki karena itu termasuk perbuatan sombong dan sesungguhnya Allah tidak suka pada sifat sombong. Dan apabila ada seseorang memaki dan mencela kamu dengan apa yang dia ketahui tentang dirimu, maka janganlah kamu mencelanya dengan apa yang kamu ketahui tentang dirinya, karena sesungguhnya akibat dari caci maki itu akan kembali kepadanya.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

8. Dari Abu Hurairah ra. ia berkata : ”Pada suatu ketika ada seseorang salat dengan kain yang sampai di bawah mata kaki, maka Rasulullah saw. bersabda : ”Pergilah dan berwudhu-lah.” Ia pun pergi dan berwudhu.” Maka ada seseorang bertanya: ”Wahai Rasulullah, mengapa engkau menyuruh orang itu melakukan wudhu kemudian engkau diamkan?” Beliau bersabda: ”Karena ia salat dengan memakai kain sampai di bawah mata kaki. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima salat seseorang yang memakai kain sampai di bawah mata kaki.” (HR. Abu Dawud)

9. Dari Qais bin Basyir At Taghlibi, ia berkata: Ayah yang menjadi teman dekat Abu Darda’ memberitahukan kepadaku dimana ia berkata: ”Di Damaskus ada seseorang sahabat Nabi saw. yang bernama Ibnu Hanzhaliyah, ia adalah orang yang senang menyendiri, jarang sekali duduk-duduk bersama orang lain, kecuali untuk salat. Apabila selesai salat ia terus membaca tasbih dan takbir sehingga pulang ke rumahnya.” Ketika kami berada di tempat Abu Darda’ ia lewat, maka Abu Darda’ berkata kepadanya: ”Sampaikanlah suatu kalimat yang bermanfaat bagi kami dan tidak merugikan kamu.” Ia berkata: ”Rasulullah saw. mengutus suatu pasukan, kemudian setelah kembali salah seorang di antara mereka duduk pada suatu majlis yang mana di situ ada Rasulullah saw. Ia berkata kepada seseorang yang berada di sampingnya: ”Bagaimana pendapatku ketika kami berhadapan dengan musuh, maka seorang dari kami menyerang musuh dan setelah menikam musuh lalu ia berkata: ”Rasulullah tikaman diriku dan aku adalah pemuda Ghifar?” Orang yang berada di sampingnya berkata :”Menurut pendapatku orang tadi selalu hilang pahalanya.” Orang lain yang mendengar apa yang dikatakannya ia berkata, ”Menurut pendapatku orang itu tidak apa-apa (masih tetap pahalanya).” Maka bertengkarlah kedua orang itu sehingga Rasulullah saw. mendengar, kemudian beliau bersabda :”Maha Suci Allah, tidak apa-apa ia tetap mendapat pahala dan tetap terpuji.” Saya melihat Abu Darda’ nampak gembira sekali dan mengangkat kepalanya ditujukan kepada Ibnu Hanzhaliyah serta bertanya :”Apakah kamu mendengar sendiri keterangan itu dari Rasulullah saw.? Ibnu Hanzhaliyah menjawab:”Ya.” Abu Darda mengulang-ulang pertanyaan itu kepadanya sehingga saya berkata :”Ia benarbenar minta berkah pada kedua lututnya.” Ayah berkata lagi :”Pada saat yang lain ia lewat, maka Abu Darda’ berkata kepadanya :”Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat untuk kami dan tidak merugikan kamu.” Ia berkata :”Rasulullah saw. bersabda kepada kami :”Orang yang memberi belanja untuk kudanya itu bagaikan orang yang membentangkan tangannya dengan sedekah, ia tidak menggenggamkan tangannya itu.” Pada saat yang lain ia lewat, maka Abu Darda’ berkata :”Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat untuk kami dan tidak merugikan kamu.” Ia berkata :”Rasulullah saw. bersabda : ”Sebaik-baik orang adalah Khuraim Al Usaidy, seandainya ia tidak berambut panjang dan tidak menurunkan kainnya sampai di bawah mata kaki.” Setelah berita itu terdengar oleh Khuraim maka ia langsung mengambil pisau untuk memotong rambutnya sampai sebatas kedua telinganya dan menaikkan kainnya sampai ke pertengahan kedua betisnya.” Pada saat yang lain ia lewat, maka Abu Darda’ berkata kepadanya : ”Sampaikanlah satu kalimat yang bermanfaat untuk kami dan tidak merugikan kamu.” Ia berkata :”Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : ”Sesungguhnya kamu sekalian akan kembali kepada saudara-saudaramu, maka perbaikilah kendaraanmu dan baguskanlah pakaianmu sehingga kamu seolah-olah merupakan tahi lalat yang menjadi hiasan manusia. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang kotor, baik dalam pakaiannya maupun perbuatannya.” (HR. Abu Dawud)

10. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra. ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :”Kain sarung seorang muslim adalah sampai pertengahan betisnya. Dan tidaklah berdosa jika sampai pada diantara betis dan kedua mata kaki. Sedangkan yang sampai di bawah mata kaki itu adalah bagian neraka. Dan barangsiapa yang menurunkan kain sarungnya sampai di bawah mata kaki karena sombong maka kelak Allah tidak akan melihat kepadanya.” (HR. Abu Dawud)

11. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata :”Saya berjalan di depan Rasulullah saw. sedangkan kain saya terlalu rendah, kemudian beliau bersabda :”Wahai Abdullah, naikkanlah kainmu itu.” Maka saya pun menaikkannya. Beliau bersabda lagi :”Naikkan lagi.” Maka sayapun menaikan kain sesuai dengan petunjuk itu.”Ada orang yang bertanya :”Sebatas mana kamu menaikkan?” Abdullah menjawab :”Sebatas pertengahan kedua betis.”(HR. Muslim)

12. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda :”Barangsiapa yang menurunkan kainnya karena sombong, maka kelak pada hari kiamat Allah tidak melihat kepadanya.” Salamah bertanya: ”Maka bagaimana cara wanita menurunkan tepi kain mereka?” Beliau bersabda :”Diturunkan sejengkal.” Salamah berkata :”Kalau begitu, telapak kaki mereka terbuka?” Beliau bersabda :”Boleh diturunkan sehasta, tidak boleh lebih dari itu.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Sunnat Tidak Mengenakan Pakaian Mewah
1. Dari Mu’adz bin Anas ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda :”Barangsiapa yang meninggalkan pakaian mewah karena tawadhu’ (merendahkan diri) kepada Allah padahal ia mampu untuk membelinya, maka kelak pada hari kiamat Allah memanggilnya di hadapan para makhluk, untuk disuruh memilih pakaian iman sekehendaknya untuk dipakainya.” (HR. Turmudzi)

2. Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya Allah suka melihat bekas nikmat-Nya kepada hamba-Nya.” (HR. Turmudzi)

HARAM MEMAKAI SUTERA BAGI LAKI-LAKI
1. Dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :”Janganlah kamu sekalian memakai kain sutera, karena sesungguhnya orang yang memakainya di dunia, maka kelak di akhirat ia tidak akan memakainya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : ”Sesungguhnya orang yang memakai kain sutera (ketika di dunia) adalah orang yang tidak akan mendapat bagian kelak (di akhirat).” (HR. Bukhari dan Muslim) Dan di dalam riwayat Bukhari dikatakan :”Orang yang tidak akan mendapat bagian kain sutera kelak di akhirat.”

3. Dari Anas ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda :”Barangsiapa yang memakai kain sutera di dunia, maka tidak akan memakainya kelak di akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Dari Ali ra., ia berkata: Saya melihat Rasulullah saw. memegang kain sutera di tangan kanannya, dan memegang emas di tangan kirinya, kemudian bersabda :”Sesungguhnya dua benda ini adalah haram bagi umatku yang laki-laki.” (HR. Abu Dawud)

5. Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda :”Diharamkan memakai kain sutera dan emas bagi umatku yang laki-laki dan dihalalkan bagi umatku yang perempuan.” (HR. Turmudzi)

6. Dari Hudzaifah ra., ia berkata :”Nabi saw. telah melarang kami untuk minum dan makan menggunakan bejana emas dan perak dan juga melarang memakai kain sutera baik yang tipis maupun yang tebal serta melarang duduk di atasnya.” (HR. Bukhari)

Boleh Memakai Sutera Karena Gatalgatal
1. Dari Anas ra., ia berkata :”Rasulullah saw. telah memberikan kemurahan kepada Zubair dan Abdurrahman bin ’Aur ra. untuk memakai kain sutera karena menderita penyakit gatalgatal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

LARANGAN DUDUK DI ATAS KULIT BINATANG BUAS
1. Dari Mu’awiyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda :”Janganlah kamu sekalian duduk di atas kain sutera dan jangan pula di atas kulit harimau.” (HR. Abu Dawud)

2. Dari Abu Al Malih dari ayahnya ra., bahwasannya Rasulullah saw. melarang duduk pada kulit binatang buas.” (HR. Abu Dawud, Turmudzi dan Nasa’i) Dan di dalam riwayat Turmudzi dikatakan :”Beliau melarang menghamparkan kulit binatang buas untuk diduduki.”

DOA MEMAKAI PAKAIAN DAN BARANG BARU
1. Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra., ia berkata :”Rasulullah saw. apabila memakai baju, sorban, kemeja atau selendang yang baru, maka beliau memberinya nama dan berdoa:
ALLAAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA KASAUTANIIHI AS-ALUKA KHAIRAHU WA KHAIRA MAA SHUNI’A LAHU WAA’UUDZUBIKA MIN SYARRIHI WASYARRI MAA SHUNI’A LAHU
(Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau yang telah memberiku pakaian. Saya memohon kepada-Mu akan kebaikan pakaian ini dan kebaikan yang dibuat untuknya, dan saya berlindung diri kepada-Nya akan kejelekan pakaian ini dan kejahatan yang diperbuat untuknya.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

Sumber: Kitab Riyadhush Shalihin

Tag: